Featured Post

Danau Kelimutu dan Pesona 3 Warna Air yang Dilihat dari Langit

Keindahan Danau Kelimutu membuat banyak orang ingin ke sana. Tapi memang tidak mudah mencapai puncak gunung Kelimutu untuk menatap keind...

Wednesday, June 12, 2013

Kepercayaan masyarakat Lio tentang terbentuknya danau Kelimutu

Kehidupan manusia memang tidak terlepas dari lingkungan tempat hidupnya. Interaksi manusia,  lingkungan serta zat ilahi, melahirkan pola-pola kebudayaan yang berpadu dengan kepercayaan tradisional yang mengakar pada sendi-sendi kehidupan masyarakat lokal. Demikian pula, pada masyarakat Lio (salah satu suku di pedalaman pulau Flores)
khususnya yang bermukim di sekitar gunung Kelimutu (gunung berapi tidak aktif) yang memiliki tiga buah danau dengan kekhasan warna masing-masing yang senantiasa berubah-ubah pada periode waktu tertentu atau oleh sebab tertentu. Ketiga danau tersebut, yaitu Tiwu Ata Bupu, Tiwu Ko’ofai Nuwamuri, dan Tiwu Ata Polo

Dari sisi sejarah vulkanis dan geologis, memang harus dibuktikan sejarah terbentuknya ketiga danau yang telah diakui sebagai salah satu keajaiban alam tersebut. Dan untuk yang satu ini, belum banyak hasil penelitian atau data yang pasti tentang terbentuknya ketiga danau tersebut. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari sejumlah sumber, memang pernah terjadi letusan besar di gunung kelimutu tersebut yaitu antara tahun 1860-1870. Namun, apakah memang terbentuk pada waktu itu?. 



Secara geologis, urutan terbentuknya ketiga danau tersebut dimulai dari Tiwu Ata Mbupu, disusul Tiwu Ata Polo, lalu terakhir Tiwu Ko’ofai Nuwamuri.  Suatu hal yang sangat menakjubkan, yaitu urutan terbentuknya ketiga danau tersebut menurut sejarah geologis ternyata sejalan dengan sejarah kepercayaan (cerita turun temurun) penduduk setempat. Ini dibuktikan pada kisah yang akan diungkap di bawah ini.

Menurut kepercayaan penduduk setempat, manusia itu terdiri atas badan (tebo) dan jiwa (mae). Badan atau tebo akan mati sedangkan jiwa atau mae akan meninggalkan kampung asal dan pergi ke alam baka. Lalu dimanakah alam baka itu menurut kepercayaan tradisional setempat?. Mari kita simak melalui ungkapan-ungkapan yang disampaikan oleh tetua adat apabila seseorang anggota masyarakat mereka meninggal dunia, yaitu :  “Mutu gu, Ia pai ulu du Mutu, bai seda Ia”  yang artinya “Dia sudah dipanggil oleh Mutu (Kelimutu) dan Ia (gunung Ia, dekat kota Ende), kepalanya mengarah ke Mutu dan kakinya menyentuh Ia”.

Penduduk setempat percaya bahwa, apabila yang meninggal itu seseorang yang telah tua maka arwahnya akan ditempatkan di Tiwu (danau) Ata Mbupu (orang tua), dan apabila yang meninggal itu muda-mudi, maka akan ditempatkan di Tiwu Nuwa Muri Ko’o Fai, sedangkan apabila yang meninggal itu orang  jahat, maka arwahnya akan ditempatkan di Tiwu Ata Polo. Itulah alam baka menurut kepercayaan tradisional mereka.


Bagaimanakah kisah awalnya hingga kepercayaan ini bisa lahir dan diwariskan secara turun temurun?
Ikuti kisah/ cerita rakyat pada link berikut ; Cerita Rakyat Lio : Terbentuknya danau Kelimutu

Cari Hotel di sekitar areal Taman Nasional Kelimutu - Ende?
Klik saja DISINI

atau pada link ini : Hotel di Taman Nasional Kelimutu

atau Hotel di sekitar Bandara Hasan Aroebusman - Ende :

Hotel di Bandara H. Hasan Aroeboesman

============ 
Booking.com