Featured Post

Danau Kelimutu dan Pesona 3 Warna Air yang Dilihat dari Langit

Keindahan Danau Kelimutu membuat banyak orang ingin ke sana. Tapi memang tidak mudah mencapai puncak gunung Kelimutu untuk menatap keind...

Tuesday, March 10, 2015

Kisah Perseteruan Cinta Antara Iya, Meja, dan Wongge (Legenda Ende Lio : Terbentuknya Gunung Meja, Pulau Koa, dan Pulau Ende)


Mungkin kini tak banyak warga kabupaten Ende, khususnya warga kota Ende ini yang tahu, bahwa dahulu, ada sebuah kisah Romantika (kisah percintaan) yang diceritakan secara turun temurun oleh para orangtua kepada anak-anaknya.
Kisah itu kini sudah tidak pernah terdengar lagi oleh anak-anak Ende masa kini. Mungkin saja ini terjadi karena anak-anak kini lebih disibukan dengan bermain game elektronik, internet, atau melihat cerita animasi anak yang ditayangkan di televisi, seperti Upin Ipin, The Litlle Krishna, dan lain-lain. Kondisi ini sangat disayangkan, karena selain mengungkapkan budaya daerah, kisah-kisah  legenda juga sarat dengan pesan-pesan moral yang baik untuk diajarkan pada anak-anak, apalagi kisah legenda (cerita rakyat) daerah sendiri.

Legenda romantika yang mulai dilupakan ini berkaitan dengan terbentuknya/ terjadinya Gunung Meja, Pulau Koa, dan Pulau Ende.

Jika Anda datang ke kota Ende, baik melalui jalur udara maupun laut, sebelum memasuki bandara Hasan Aroebusman ataupun pelabuhan Ippi atau pelabuhan Ende, akan sangat terlihat jelas sebuah gunung yang megah, yang puncaknya terlihat rata. Gunung itu disebut masyarakat Ende sebagai gunung Meja. Dengan bentuknya yang unik, gunung ini rupanya telah menjadi salah satu ciri khas (ikon)nya kota Ende.

Gunung Meja (dari salah satu sudut kota Ende)


Selain adanya gunung Meja, kota Ende juga dikelilingi oleh dua gunung lainnya, yaitu gunung Wongge dan Kengo di sebelah utaranya. Gunung Wongge posisinya berdekatan, beriringan dengan gunung Kengo. Kedua gunung ini nampak berdiri kokoh, tenang, dan menghijau.

Berdekatan dengan gunung Meja, di sebelah selatan, terdapat pula Gunung Iya. Gunung Iya adalah satu-satunya gunung berapi dari keempat gunung yang mengintari kota Ende. Sebagai sebuah gunung berapi yang masih aktif, puncaknya senantiasa ditutupi awan. Itulah sebabnya gunung Iya selalu diibaratkan sebagai seorang pria yang sedang merokok, oleh masyarakat setempat. Gunung ini pernah meletus pada berapa puluh tahun yang lalu.

Posisi Gunung Meja, Iya, Wongge, Kengo, Pulau Ende dan Pulau Koa


Selain keempat gunung tersebut, ada pula dua pulau kecil yang berada di sekitar kota Ende. Kedua pulau itu adalah pulau Koa, dan pulau Ende. Dibandingkan dengan pulau Ende, pulau Koa bentuknya bulat dan lebih kecil. Posisinya persis di depan jalur lintasan pesawat bandara Hasan Aroebusman. Pulau lainnya, yaitu Pulau Ende, berada persis di depan kota Ende (sebelah selatan). Jika dilihat dari kota Ende, pulau ini bentuknya menyerupai sebuah parang.

Kondisi geografis berupa hamparan pegunungan dan tebaran pulau yang seperti ini, melahirkan sebuah legenda tersendiri yang berkembang di kalangan warga kota Ende. Legenda ini mengisahkan sebuah hubungan percintaan antara gunung Iya, gunung Meja, dan Gunung Wongge. Sangat disayangkan, karena hubungan percintaan ini pada akhirnya berakhir tragis.

Nah...bagaimanakah sebenarnya kisah legenda ini..

Ikuti kisah berikut ini :

========

Alkisah, pada jaman dahulu kala, di bagian tengah pulau Flores yang membentang dari timur ke barat, tersebutlah seorang gadis cantik yang bernama Meja. Karena kecantikannya yang amat sangat, Meja sangat dikenal oleh banyak kaum muda di wilayah itu. Meja menjadi rebutan para kaum muda. Mendapatkan Meja adalah impian setiap kaum muda kala itu.

Diantara kaum muda tersebut, terdapatlah dua orang pemuda tampan dan gagah yang berseteru hebat untuk mendapatkan cinta Meja. Mereka adalah Wongge dan Iya.

Meski berasal dari keluarga sederhana, Wongge adalah seorang pemuda yang gagah, namun berwatak tenang, ramah dan sopan.  Wongge berkawan erat dengan seorang pemuda lain yang bernama Kengo. Kemana-mana keduanya selalu bersama.

Pemuda lainnya, yaitu Iya, berasal dari keluarga kaya. Iya memiliki tabiat dan perilaku yang sangat berbeda dengan Wongge. Meski Iya adalah seorang pemuda jantan dan gagah, namun perangainya sangat buruk. Iya sangat sombong, temperamental (mudah marah), dan pencemburu berat. Iya juga memiliki kegemaran merokok. Kepulan asap rokok selalu mengelilinginya.

Kedua pria gagah ini selalu berusaha untuk mendekati Meja. Kadang Wongge yang datang mendekat, kadang pula Iya yang datang mendekati Meja.

Dalam hatinya, Meja rupanya sudah memilih satu diantara mereka. Karena sikap dan perilaku Wongge yang tenang dan sopan, ternyata lebih menarik perhatian Meja, daripada Iya. Apalagi Wongge pernah mengutarakan isi hatinya untuk memiliki Meja. Dan Meja pun telah menerima Wongge menjadi kekasihnya. Dalam waktu yang tidak lama lagi, Wongge akan datang bersama keluarganya untuk melamar Meja.

Berita akan dilamarnya Meja, seorang gadis yang terkenal cantik, oleh Wongge yang sopan dan gagah, terdengar sampai seluruh pelosok wilayah itu. Ketika berita itu sampai ke telinga Iya, maka marahlah Iya. Iya lalu datang menemui Meja. Berduaan saja dengan Meja, Iya kembali mengutarakan keinginannya untuk segera melamar Meja. Apapun permintaan Meja akan dipenuhinya, asalkan Meja menerima cintanya.

Meski sudah mengetahui perasaan hati dan keinginan Iya untuk segera melamarnya, Meja merasa berat hati untuk menerima lamaran itu. Dengan jujur diungkapkan bahwa hatinya telah terpaut pada Wongge. Ia telah mengikat janji dengan Wongge. Dengan sangat berat hati Meja menceritakan semuanya itu pada Iya, karena Meja tahu betul perangai Iya.

Mengetahui  bahwa Meja ternyata  lebih mencintai Wongge, maka murkahlah Iya pada Meja. Iya mulai mencaci caci Meja. Iya sangat marah besar. Meski Meja senantiasa berusaha menjelaskan padanya, namun Iya rupanya tak bisa menerima keadaan ini.

Pada saat yang bersamaan, datanglah Wongge dengan ditemani karibnya, Kengo. Dari kejauhan mereka mendengar pertengkaran hebat antara Iya dan Meja.

Melihat kedatangan Wongge yang adalah seteru beratnya, yang telah menjadi kekasih Meja, maka semakin gusarlah Iya. Kecemburuannya rupanya telah sangat membara. Iya tidak ingin Wongge datang mengambil Meja dari hadapannya.
Timbul pikiran jahat dalam dirinya. Tidak boleh ada seorang pria pun yang bisa memiliki Meja.

Karena Wongge dan Kengo yang datang semakin mendekat, maka tak ada pilihan lain, kecuali Meja harus segera dibunuh. Dengan secepat kilat, dikeluarkanlah parang dari sarungnya, dan menebas kepala Meja. Karena tebasan parang itu, kepala Meja terlepas dari badannya, terlempar jatuh ke arah timur menjadi sebuah pulau, yang kini dikenal sebagai pulau Koa.

Setelah menebas kepala Meja, Iya segera membuang parangnya itu agar tidak terlihat Wongge kalau ia yang membunuh Meja. Parangnya pun dibuang jauh, jatuh ke arah barat dan terjadilah sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau Ende.

Kota Ende dengan Gunung dan Pulau yang mengintarinya

======

Demikianlah kisah Legenda yang hampir terlupakan ini. Diangkat agar dapat diceritakan kembali turun temurun.. semoga bermanfaat...


Baca Juga :
Pesona Wisata di Ende :
Hotel di Ende dan Moni, TN Kelimutu :

Booking.com