Featured Post

Danau Kelimutu dan Pesona 3 Warna Air yang Dilihat dari Langit

Keindahan Danau Kelimutu membuat banyak orang ingin ke sana. Tapi memang tidak mudah mencapai puncak gunung Kelimutu untuk menatap keind...

Friday, January 24, 2014

Valentine’s Day : Moment Untuk Lebih Mencintai Pasangan


Bagi sebagian umat manusia di Bumi ini, hari ke-14 di bulan Februari memiliki makna tersendiri. Pada hari yang berlabel kasih sayang ini, tidak sedikit yang kemudian merayakannya dengan berbagai event dan aktivitas yang mendukung rasa kasih sayang mereka kepada pasangannya.


Tanggal 14 Februari adalah hari yang disebut-sebut sebagai Valentine Day atau hari Valentine alias Hari Kasih Sayang. Datangnya moment ini selalu dianggap istimewa terutama oleh kalangan kaum muda di berbagai belahan dunia. Pasalnya, banyak yang menganggap bahwa hari tersebut adalah moment yang tepat untuk menunjukan besarnya kasih kita pada pada pasangan atau pun orang-orang di sekitar kita yang dicintai, lewat kartu-kartu yang berisi rangkaian kata-kata romantis, dan memuji pasangan hidup atau teman dekat.

Datangnya hari kasih sayang disambut dengan sukacita dengan dimeriahkan oleh beragam aktivitas unik, diantaranya mulai dari nuansa merah jambu dan munculnya aneka ragam kuliner yang unik dan menarik yang berbasis cokelat.

Sejarah Valentine

Perayaan Hari Valentine memang telah menjadi budaya yang mengglobal karena dirayakan hampir di seluruh belahan bumi, termasuk di Indonesia. Menjelang jatuhnya hari ini, kita bisa merasakan nuansa Valentine, lewat iklan di radio, televisi, media cetak, hingga Internet. Meskipun mengikuti  kemeriahannya, tidak semua orang mengetahui asal muasal perayaan ini.

Sebuah catatan menyebutkan bahwa perayaan Valentine Day berasal dari tradisi Yunani Kuno. Dalam kalender Yunani Kuno, dinyatakan bahwa pertengahan bulan Februari adalah hari penghormatan kepada pernikahan dewa mereka, yaitu dewa Zeus dan Hera. Warga Yunani selalu menggelar pesta untuk merayakan hari tersebut.

Catatan lain menyebutkan bahwa tradisi Valentine Day berawal dari sebuah legenda tentang Santo Valentinus pada masa keemasan agama katolik di Eropa. Paus Gelasius I pada tahun 1946 menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk mengenang jasa-jasa Santo Valentinus, meski Paus sendiri tidak mengetahui keberadaan santo tersebut.

Menurut Catholic Ensiklopedia (1908), nama Valentinus menunjuk kepada seorang Santo (orang suci) yang bernama Valentinus yang menjadi martir. Valentinus menjadi martir karena telah membantu menikahkan serdadu Romawi yang kala itu dilarang menikah oleh Raja. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Santo Valentinus membuat catatan kecil pernyataan tentang cinta yang diberikan kepada sipir penjara yang pada bagian akhir ditulis “Dari Valentinus-mu”.

Tulang belulang yang diduga milik Santo Valentinus yang berada di makam Santo Hyppolitus di Tibertinus (dekat Roma), dipindahkan ke Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin (Irlandia) oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Sisa jasad lalu dimasukan ke dalam peti dari emas. Hingga hari ini, pada setiap tanggal 14 Februari, peti jenazah Santo Valentinus banyak dikunjungi oleh para peziarah.

Istilah “Valentine Day” sendiri baru populer pada abad pertengahan (sekitar abad 14) lewat karya sastra Geoffrey Chaucer yang berjudul Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung). Dalam buku tersebut, Chaucer menuliskan kalimat yang menggambarkan tentang cinta : “For this was sent on Seynt Valentine’s day when every foul cometh there to choose his mate”. Kalimat tersebut seakan menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan sejak itulah setiap tanggal 14 Februari banyak pasangan kekasih yang kemudian saling menukarkan catatan atau surat-surat cinta, dan menyebut pasangannya sebagai “My Valentine”. Selanjutnya tradisi Valentine Day ini mulai meluas, dibawa oleh bangsa Inggris dan Eropa dalam perluasan koloninya.


Tradisi Valentine di Berbagai Belahan Dunia

Pada abad ke-19, perayan hari valentine erat kaitannya dengan tradisi berkirim surat kepada kekasih atau pasangan. Tercatat, kartu valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Ester A. Howland. Sejalan dengan itu, muncul pula sejumlah simbol yang mengiringi setiap perayaan valentine seperti gambar hati, bunga mawar dan Cupido bersayap.

Dalam perkembangannya, tradisi merayakan valentine tak hanya diisi dengan aktivitas saling bertukaran kartu saja, tetapi juga pemberian hadiah yang biasanya oleh pria kepada wanita pujaan hatinya. Bunga mawar dan cokelat adalah dua jenis hadiah yang lazim diberikan oleh mereka yang merayakannya.

Bila tradisi saling bertukar kartu valentine umum di Amerika Serikat, berbeda di Inggris. Pada hari valentine, para wanita single di negara ini akan bangun lebih pagi. Ada sebuah mitos yang dipercayai, dimana pria pertama yang mereka lihat hari itu, maka dialah yang akan menjadi pendamping hidupnya. Kebiasaan lainnya adalah mereka meletakkan semanggi berdaun empat di sudut-sudut bantal. Hal ini dipercaya sebagai simbol keberuntungan. Mereka juga memakan telur dengan garam dimalam valentine.

Jepang adalah negara yang juga memiliki tradisi unik dalam merayakan valentine day. Di negara ini, perayaan hari valentine dilakukan dua kali setiap tahunnya. Selain pada tanggal 14 Februari, disini juga dirayakan pada tanggal 14 Maret, yang dikenal dengan “White day”.



Pada valentine’s day, wanita Jepang memberi coklat hon-mei dan giri-choco, yang umumnya dibuat secara home made, kepada teman dan keluarga. Kemudian dalam “White day” kaum pria akan memberikan kado atau cokelat serba putih sebagai balasan atas hadiah yang mereka terima pada valentine’s day.



Di Paris, Perancis, perayaan Valentine Day juga diisi dengan aktivitas unik. Pria dan wanita lajang akan masuk rumah dan saling berhadapan. Kemudian mereka akan saling memanggil dari jendela. Selain itu ada pula acara api unggun. Dalam acara ini, para wanita yang ditinggalkan akan membakar foto pria dan meneriakkan makiannya. Unik bukan?.

Lain halnya dengan di Italia, Di negeri pizza ini, hari Valentine dirayakan sebagai bagian dari Festifal Musim Semi dan digelar di tempat terbuka. Di arena ini, biasanya dipenuhi kawula muda yang berkumpul untuk menikmati suasana sambil mendengarkan musik dan pembacaan puisi-puisi romantis atau bertema cinta.

Di Indonesia sendiri, perayaan Valentine’s Day memang masih menjadi suatu yang kontroversial. Terlepas dari itu, perayaan ini setidaknya bisa dimanfaatkan sebagai moment agar bisa lebih mencintai pasangan serta keluarga dengan cara kita masing-masing.

“TigaDanauWarna.Blogspot.com”
Booking.com