Samba.. mungkin banyak orang yang tinggal di kota Ende tidak banyak mengenalnya. Mendengar kata ini orang bisa saja terarah pada "goyang Samba" alias Brasil sebagai negerinya. Samba yang dimaksud di sini, yakni satu wilayah (kampung) di bagian barat laut kota Ende. Tepatnya di wilayah Kelurahan Roworena. Wilayah ini menjadi "sedikit terkenal" karena
menjadi tempat/lokasi sumber bahan bangunan seperti pasir dan batu. Ya...sudah sejak lama (entah sejak kapan) wilayah ini telah menjadi salah satu wilayah pemasok bahan bangunan (bahan tambang galian C) untuk konsumennya baik di kota Ende maupun wilayah sekitar kota ini. Selain dari sini, bahan bangunan galian C juga dipasok dari areal sekitar gunung Meja, kali Nangaba, serta beberapa lokasi lainnya.
Dari sisi dukungannya untuk pembangunan kota, jelas kontribusinya besar, karena mensuplai kebutuhan bahan bangunan galian C. Hal ini pula berdampak bagi peningkatan pendapatan para penambang itu sendiri. Namun berapa persenkah kontribusi sektor penambangan bagi peningkatan pendapatan penambang? hingga kini belum diketahui pasti. Berdasarkan informasi yang diperoleh, justru sebagian besar masyarakat penambang disini melakukan aktivitas penambangan sebagai usaha sampingan saja alias bukan pekerjaan pokoknya. Sebagian besar dari mereka justru sebenarnya adalah petani.
Apabila dipandang dari sisi lingkungan hidup, tentu berbeda, karena sejak menjadi areal penambangan pasir dan batu, wilayah ini menjadi rusak berat, longsor di mana-mana.
Pemerintah setempat telah berkali-kali berupaya mencari solusi bagi rusaknya lingkungan tersebut karena aktivitas penambangan, namun hingga kini, yang terlihat bahwa aktivitas penambangan tak berhenti juga.
Dari sisi ekonomi, hal ini bisa saja terjadi sejalan dengan hukum ekonomi, yaitu "dimana ada permintaan, disitu ada penawaran". Selagi masyarakat Kota Ende masih membutuhkan bahan galian C untuk pembangunan, maka sulit untuk menghentikan aktivitas penambangan ini, meski disadari sudah merusak lingkungan. Terkait dengan longsoran material, telah terjadi beberapa korban pengguna jalan yang tewas akibat longsoran material ini. Namun..hingga kini belum juga dihentikan aktivitasnya.
Dari sisi ekonomi, hal ini bisa saja terjadi sejalan dengan hukum ekonomi, yaitu "dimana ada permintaan, disitu ada penawaran". Selagi masyarakat Kota Ende masih membutuhkan bahan galian C untuk pembangunan, maka sulit untuk menghentikan aktivitas penambangan ini, meski disadari sudah merusak lingkungan. Terkait dengan longsoran material, telah terjadi beberapa korban pengguna jalan yang tewas akibat longsoran material ini. Namun..hingga kini belum juga dihentikan aktivitasnya.
Jika dilihat dari posisinya, lokasi ini berada dalam koridor menuju areal wisata yaitu Desa Wisata Nuabosi, sebagai sumber satu-satunya ubi berkualitas di Ende, Flores, bahkan di Indonesia. Dari sisi wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), maka lokasi penambangan ini berada tepat di atas alur DAS yang mengarah ke SMKN 2 Ende, SMA/SMPK Ndao, yang akhirnya bermuara di Ndao. Rusaknya areal hutan di sekitar wilayah penambangan Samba, jelas suatu saat akan berdampak pada areal di bagian hilirnya tersebut.
Sampai kapankah aktivitas ini akan tetap berlanjut? apakah menunggu goyangannya hingga jatuh korban lagi?
====