Featured Post

Danau Kelimutu dan Pesona 3 Warna Air yang Dilihat dari Langit

Keindahan Danau Kelimutu membuat banyak orang ingin ke sana. Tapi memang tidak mudah mencapai puncak gunung Kelimutu untuk menatap keind...

Friday, July 3, 2015

Awal Pemukiman di Ende (“Menelusuri Sejarah, Menemukan Hari Jadi Kota Ende” - bagian Kedua)


Menelusuri siapa perintis komunitas yang menjadi cikal bakal masyarakat kota Ende, kapan mereka mulai menetap di Ende tentu tidaklah mudah. Salah satu informasi yaitu dari cerita rakyat atau mitos yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Sumber semacam ini dari segi metodologi penelitian historis tentu kurang kuat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Cerita rakyat terkait sejarah asal usul terbentuknya kota Ende dapat dilihat pada judul berikut : Ceritera Rakyat : Asal Mula Berdirinya Kota Ende

Mengenai riwayat tempat atau hunian di wilayah Ende, ada banyak mitos atau cerita rakyat seperti cerita tentang Rangga Dja, Nggobe Rabbi, Mbuka Raja, Bewwa Pekka, Zakki Zekko, Zakki Wadjo, Mosa Pio, Zea Ndona, Ambu Mara Ngguna, Djawa Wadu, Djari Djawa, Rewarangga, dan sebagainya. Sesuai dengan perkembangan secara fisik dan sosial, nama-nama tersebut telah mengalami perubahan. Namun demikian, masih adanya nama-nama tempat yang ada kini yang memiliki kemiripan sehingga dapat dianggap sebagai cikal bakal pemukiman kota Ende. Nama-nama tersebut yakni Zowo Zena, Pu’uzeze, Waniwona, Pu’upire, Manubara, Aembonga, Karara (Kuzazo), Ambu Zima, Saraboro, Zowo Zeke (Roworeke), Koposawu, Manunggo’o, Onekoze (Onekore), Onewitu (Kotaratu), Ambundai,  Ambuwona, Ambutonda, Potu Nggo, dan sebagainya (Mochsen, 1984:3).

Mochsen (1984:3-4) menambahkan bahwa, pemukiman penduduk pertama adalah di sekitar Onekoze (Nua Mere), Potu Nggo, Onewitu (Kotaratu), dan Puuzeze (di sekitar lapangan tennis pantai Ende). Dalam perkembangannya, tumbuh pemukiman berupa kampung kecil (Kopo/ Bhisu) dan pemukiman yang baru di Ambutonda (Kotaraja) sebagai sebutan lain dari Tonda Ko’o Ndai. Setelah itu, tumbuh berbagai tempat hunian sebagai akibat datangnya pemukim baru dari Bugis, Makasar, Sawu, Nagekeo, Sikka, Solor, Riti, Banjar, dan sebagainya. Selain itu, juga bermukim orang-orang Cina, Arab, Pakistan, dan India.

Menurut keterangan dari beberapa penutur, ada dua bagian yang sejak awal mempunyai andil khusus dalam terbentuknya Kota Ende, yaitu Roja dan Nggobe.

-       (Catatan dari penutur, yang diberi judul : “Sumbangan dari Beberapa Penutur Sekitar Nua Roja - Nua Ende”. Catatan ini menceritakan peranan Roja dan Nggobe dalam perkembangan Nua Ende dan Kota Ende seperti : sejarah Roja, asal-usul Nggobe, peranan Nggobe, perang Roja dan Nggobe-Roworena, dan pengungsian orang-orang pulau Ende ke dataran teluk di Ende. Sangat disayangkan karena sumber ini tidak menyebutkan nama dan alamat penuturnya. Hanya seorang penutur yang disebutkan namanya, yaitu Angga Langga).

-        Dikatakan bahwa, Nua Roja yang terdiri atas berbagai lingkungan, dan Nggobe yang juga terdiri atas beberapa lingkungan, membentang di dataran yang disebut Ndetu Ende Je dari timur ke barat dan dari barat ke timur. Dari dua bagian itu timbul kota Ende yang semula disebut Nua Roja dan kemudian diganti nama menjadi Nua Ende. Nua Roja memiliki tanah persekutuan Roja yang lazim disebut Tanah Roja, sedangkan Nua Ende (yang kemudian disebut Tanah Ende) tidak memiliki tanah persekutuan sendiri karena Nua Ende dalam perkembangannya termasuk Tanah persekutuan Rowo Rena Keka Wanggo.

Dalam perkembangannya, Ende dan wilayah lainnya di Nusa Tenggara Timur juga mendapat pengaruh daerah lain, termasuk dari kerajaan Majapahit (Kolit, 1982:60).

(dari : “Sejarah Kota Ende”, yang disajikan dalam Seminar Sejarah Kota Ende, pada tanggal 09 Agustus 2004 di gedung Ine Pare, Ende – Flores).

Pustaka Sumber :


=============

Hotel dan Pesona Wisata di Ende :

Booking.com