Guna
menyusuri kapan sebenarnya kota Ende itu lahir, kita perlu mencermati beberapa
peristiwa sejarah yang penting terkait kota ini. Menetapkan awal (cikal bakal) terbentuknya
kota Ende tentunya tidak semata-mata hanya berlandaskan pada sejarah, apalagi hanya semata-mata merunut ke belakang, dari
awal timbulnya pemukiman di wilayah Ende. Kita juga perlu mencermati dan
manganalisa dengan berpedoman pada dasar teori atau pemahaman-pemahaman
mengenai definisi kota serta prasyarat-prasyarat yang menentukannya layak tidaknya
disebut sebagai cikal bakal sebuah kota, sebagaimana yang disajikan di awal
tulisan ini.
Oleh karena ini, peristiwa-peristiwa penting yang disajikan untuk dicermati disini, merupakan peristiwa yang terungkap di awal abad XX, karena masa ini merupakan masa awal dilakukan penataan administrasi dan pembangunan-pembangunan berbagai fasilitas yang mempersyaratkan lahirnya sebuah kota.
Oleh karena ini, peristiwa-peristiwa penting yang disajikan untuk dicermati disini, merupakan peristiwa yang terungkap di awal abad XX, karena masa ini merupakan masa awal dilakukan penataan administrasi dan pembangunan-pembangunan berbagai fasilitas yang mempersyaratkan lahirnya sebuah kota.
1. Tanggal
10 Juli 1907 ; Tanggal ini adalah awal mulanya Belanda melancarkan aksi-aksi militernya
terhadap apa yang dianggapnya sebagai perusuh-perusuh dari pedalaman. Dalam
kurun waktu satu bulan lamanya, mereka sulit untuk ditaklukan.
2. Tanggal
10 Agustus 1907, Belanda mendatangkan Kapten Christoffel ke Ende. Dalam tempo
dua minggu, Ia berhasil menggempur musuh (perusuh dari pedalaman). Ke arah
utara ia menyerang tentara Rapo Odja (dari Woloare) dan rakyat mosalaki Mari Longa
(dari Watunggere). Ke arah barat ia menggempur rakyat Watusipi dan Nangaba. Ke
arah timur ia menyerbu rakyat Ndori dan Lise. Serangan Kapten Christoffel ini
dilukiskan sebagai gempuran angin topan dahsyat, yang membinasakan dan
melumpuhkan kekuatan-kekuatan musuh-musuh Raja Ende hanya dalam tempo dua
minggu (Uran, 1961 : 92-93).
3. Tahun
1910 ; Tahun ini merupakan tahun dibukanya sekolah pertama di Ende (tanggal dan
bulannya belum diketahui pasti). Dalam tulisannya, Van Suchtelen hanya menyatakan
bahwa “ten behoeve van het volksonderwijs
werd van bestuurwege de eerste school (te Endeh) eerst in 1910 geopend”.
Ini menandakan bahwa di Ende, pada tahun 1910 telah muncul golongan terpelajar,
walaupun dalam tingkatan yang paling rendah.
4. Tanggal
27 April 1914 ; Pada tanggal ini P. Noyen mengunjungi Ende untuk pertama
kalinya. P. Noyen merupakan seorang tokoh pertama yang merintis kehadiran Misi
di Ende, dengan mencari tempat untuk pusat Misi di Ndona. Keadaan Ende pada
waktu itu dapat diketahui dari berita yang disampaikan oleh Nyonya A. Hens
(isteri dari Controleur A. Hens) kepada P. Noyen. Dikatakan bahwa, Ende cukup
sehat, dimana ada hubungan telepon yang baik, dan jalan-jalan sedang dibuat
(sejak tahun 1910). Ini berarti sarana dan prasarana komunikasi dan
transportasi di Ende sudah ada.
5. Tanggal
9 Oktober 1914 ; Pada tanggal ini, Pius Rasi Wangge terpilih menjadi Raja Tana
Kunu Lima oleh mosalaki atau penguasa adat dari lima suku, yaitu Rou Wadhi (dari
Mbuli), Sale Nggela (dari Nggela), Salo Lemba (dari Wolojita), Weto Meta (dari
Ndori), dan Pius Rasi Wangge (dari Lise). Raja Pius Rasi Wangge banyak
memajukan bidang pertanian, agama, pemerintahan, dan ekonomi.
6. Tanggal
1 April 1915 ; Tanggal ini merupakan awal dari pemerintahan Belanda di Ende
dengan terbentuknya Onderafdeeling Ende
yang beribukota di Ende. Sejak saat itu berarti Ende telah memenuhi syarat
sebagai pusat administrasi pemerintahan dengan berbagai fasilitasnya.
7. Tanggal
10 Desember 1915 ; Tanggal ini yaitu tanggal dibukanya sekolah standar pertama
di Ndona dengan jumlah murid angkatan pertama sebanyak 9 orang.
8. Tanggal
19 Maret 1928 ; Tanggal ini adalah tanggal pemberkatan gedung percetakan dan
sekolah pertukangan baik di Ende maupun di Ndona. Percetakan ini yang kemudian diberi
nama percetakan Arnoldus dengan toko bukunya Nusa Indah, yang antara lain juga
mencetak majalah Bintang Timoer.
10. Tanggal
14 April 1947 ; Pada tanggal ini seorang tokoh Lio, yakni Raja Pius Rasi Wangge
menjalani hukuman dengan ditembak mati atas tuduhan-tuduhan yang belum jelas
kebenarannya. Raja Pius dimakamkan di Kupang, yang kemudian pada tahun 1950
tulang belulangnya dipindahkan dan dimakamkan di Wolowaru. Sebagai penghargaan
terhadap perjuangannya, beliau dimakamkan kembali dengan upacara militer.
11. Tanggal
9 Agustus 1958 ; Berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 dibentuk Daerah
Tingkat II Ende yang termasuk dalam wilayah Daerah Tingkat I NTT. Undang-Undang
ini disahkan oleh presiden Soekarno pada tanggal 9 Agustus 1958. Dengan
demikian, tanggal ini merupakan tanggal terbentuknya Kabupaten Ende. ========
Mencermati
momentum-momentum penting di atas, dengan berpedoman pada syarat sebuah
pemukiman disebut sebagai Kota, yaitu dari segi fisik : adanya rumah atau bangunan yang letaknya berdekatan, ada tempat
perdagangan (pasar), ada diverensiasi kerja atau spesialisasi (tidak
mengandalkan bidang pertanian saja), adanya golongan terpelajar, mempunyai
sarana dan prasarana publik, serta jumlah penduduk yang relatif banyak dan juga
padat, maka perlu ditelusuri pada momentum mana dari sejarah di atas, wilayah
Ende ini sudah layak disebut sebagai Kota atau cikal bakal (mulai bertumbuh) sebagai
sebuah Kota.
Dengan
melihat momentum sejarah di atas, maka tanggal 1 April 1915, dapat dikatakan
bahwa wilayah Ende telah mulai tumbuh sebagai sebuah kota. Tanggal ini merupakan
awal dari pemerintahan Belanda di Ende dengan terbentuknya Onderafdeeling Ende yang beribukota di Ende. Keputusan pembentukan onderafdeeling ini, berdampak ikutan
yaitu terjadinya penataan-penataan di Ende baik dalam hal penataan administrasi
pemerintahan maupun dalam hal penataan dan pembangunan sarana dan prasarana publik,
seperti jalan, jembatan, kantor telekomunikasi, kantor pos, dan sekolah (pembangunan
sekolah standar). Pada saat itu juga telah ada pasar, pelabuhan, dan sekolah
pertama yang sebelumnya sudah ada. Pada momentum ini berarti Ende telah memenuhi
syarat sebagai pusat administrasi pemerintahan (ibukota pemerintahan) dengan
berbagai fasilitasnya. Itulah yang menjadi alasan mengapa oleh pemerintah
Belanda, Ende (yang juga memiliki keunggulan strategis) dijadikan ibukota Onderafdeeling Ende dan ibukota Afdeeling Flores.
Jika
tanggal 1 April 1915 merupakan cikal bakal lahirnya Kota Ende, maka kini (tahun
2015), Kota Ende telah berusia 100 tahun atau 1 abad. Sebagai landasan hukum, tanggal
lahirnya sebuah kota tentunya harus ditetapkan terlebih dahulu melalui sebuah
Peraturan Daerah.
Demikian,
sekilas sajian sejarah menelusuri lahirnya Kota Ende. Mungkin masih banyak
kekurangan atau fragmen-fragmen sejarah yang terlewatkan. Diskusi-diskusi dan
kajian mendalam perlu dilakukan apabila hari lahir sebuah kota ingin diperdakan
(secara hukum) dan dirayakan (seremonial). Tidak tertutup kemungkinan, dari
kajian-kajian yang dilakukan, tanggal-tanggal lain atau momentum sejarah lain
ditetapkan sebagai hari jadi Kota Ende. Yang penting bahwa keputusan penetapan hari
jadi Kota Ende dapat dipertanggungjawabkan dari sisi kebenaran sejarah. Kapanpun
tanggalnya, penetapan hari jadi sebuah Kota kini menjadi penting, mengingat perayaan
hari jadi selain merupakan momentum penting merefleksikan perkembangan dan
pembangunan sebuah kota, juga merupakan momentum yang menunjang pariwisata
daerah. Sekian dan terimakasih.
Pustaka Sumber :
(dari
: “Sejarah
Kota Ende”, yang disajikan dalam Seminar Sejarah Kota Ende, pada
tanggal 09 Agustus 2004 di gedung Ine Pare, Ende – Flores).
==========
Hotel dan Pesona Wisata di Ende :
Hotel dan Pesona Wisata di Ende :