Pada
tanggal 15 sampai 26 Mei 2016 ini, jalur jalan lintas Flores akan ramai oleh
aksi balap sepeda tingkat internasional yang dikemas dalam tajuk "Tour de Flores". Masyarakat akan
terperangah dengan laju sepeda yang dikayuh oleh pembalab sepeda internasional
dalam medan yang sebelumnya belum pernah mereka lewati. Inilah tantangannya..Inilah
Flores...Bung.!!!
Pulau
Flores memang memiliki keunikan tersendiri. Unik dalam topografi yang berbukit
- bukit dengan sedikit areal yang rata yang membuat jalannya pun berliuk-liuk. Kebanyakan
orang Flores menganggap ini sebagai suatu kekurangan. Namun bagi pembalap
internasional justru inilah tantangannya. Orang Flores mabuk kepayang saat
melintasi jalur jalan mereka. Namun bagi peminat balap sepeda, justru maniak
dengan jalur jalan yang berliuk-liuk.
Menjalani
Tour de Flores, akan menjumpai
berbagai tantangan yang amat berat. Jika dihitung dari 743 km jalur yang akan
dilalui, bisa mencapai seribu kelokan atau tikungan, dengan mulut jurang yang
menganga di sisi kiri dan kanannya. Setelah disurvey, jalan lurus praktis hanya
2-3 km saja. Selain dari itu pada jarak 5 sampai 10 meter langsung berbelok.
Banyaknya tikungan dan juga tanjakan atau jalur menurun takkan bisa dihindari
oleh peserta lomba nanti.
Tour de Flores yang secara
resmi telah diluncurkan oleh Menteri Pariwisata pada tanggal 28 Januari 2016
lalu di Jakarta, selanjutnya akan menjadi event tahunan mengisi geliat Pariwisata
di Flores. Inilah salah satu sarana untuk mengangkat pariwisata Flores ke pentas
dunia. Inilah bentuk kerjasama regional pemerintah daerah Flores (7 Kabupaten)
dari ujung timur hingga ke ujung barat Pulau Flores, yang difasilitasi oleh
Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi NTT.
NTT
sebagai New Tourism Territory (NTT), inilah
yang menjadi tekad kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi NTT dalam
menggelar Tour de Flores ini.
"Banyak even sport tourims tingkat
internasional seperti Olimpiade, World Cup maupun MotoGP diperebutkan banyak
negara karena memberikan nilai tambah ekonomi maupun publikasi. NTT memiliki potensi besar di sektor pariwisata
karena memiliki daya tarik budaya dan alam berkelas dunia, antara lain Danau
Kelimutu di Ende dan biawak Komodo (Varanus comodoensis) di Pulau Komodo",
demikian kata Arief Yahya, bapak Menteri Pariwisata saat launching TdF 2016 di
balairung Soesilo Soedirman (gedung Sapta Pesona), Jakarta 28 Januari yang lalu.
Penyelenggaraan
event Tour de Flores 2016 terinspirasi
oleh event sejenis lainnya seperti Tour
de France (sejak 1903), Tour de
Singkarak (sejak 2009), dan Tour de
Banyuwangi (sejak 2012). Kegiatan ini sejatinya merupakan event olahraga
namun memiliki dampak pariwisata yang luar biasa.
Dalam
Tour de Flores 2016 ini, peserta akan
menempuh jarak sejauh 743 km, yang terbagi atas 5 etape. Awal etape adalah di
Larantuka (Kabupaten Flores Timur), dan akhir etape di Labuhan Bajo (Kabupaten
Manggarai Barat). Selain Larantuka dan Labuhan Bajo, kota-kota yang disinggahi
yaitu Maumere (Kabupaten Sika), Ende (Kabupaten Ende), Bajawa (Kabupaten
Ngada), dan Ruteng (Kabupaten Manggarai).
Rangkaian
acara selama sepuluh hari Tour de Flores 2016
ini sebagai berikut :
·
Pra
event, upacara pembukaan, dan start etape pertama (Larantuka);
·
Akhir
etape pertama dan start etape kedua (Maumere);
·
Akhir
etape kedua dan start etape ketiga (Ende);
·
Akhir
etape ketiga dan start etape ke empat (Bajawa); dan
·
Akhir
keseluruhan etape dan penutupan (Labuhan Bajo).
Dapat
dipastikan, dalam event internasional ini, dunia akan melihat wajah Flores yang
masih asli dan sarat dengan potensi wisatanya. Nama "Flores"
sebenarnya merupakan pemberian bangsa Portugis saat menjajah Indonesia, yang
berasal dari kata "Cabo da Flores",
yang berarti "Tanjung Bunga". Orang Flores sendiri menyebut pulaunya
sebagai "Pulau Bunga". Sebutan lain untuk pulau ini yakni "Nusa
Nipa" atau "Pulau Ular". Sebutan ini bukan karena di pulau ini
banyak ularnya, namun karena bentuk pulau ini seperti ular dengan kepala yang
mendongak di ujung timur pulau ini.
Guna
mendukung terselenggaranya acara ini, pemerintah Provinsi NTT telah
mengalokasikan anggaran sejumlah 3 Miliar lebih. Alokasi anggaran ini untuk
membiayai kegiatan atraksi kesenian pada setiap tempat persinggahan para
peserta Tour de Flores. TdF 2016 ini
akan diikuti oleh sekitar 230-an pembalap sepeda dari 21 negara. Lomba ini
dianggap lomba yang paling menantang jika dibandingkan dengan event yang sama di
Indonesia yakni Tour de Singkarak
atau Tour de Banyuwangi. Dikabarkan
bahwa lomba ini akan turut dihadiri oleh bapak Presiden RI, Joko Widodo pada
sesi etape terakhir di Labuhan Bajo. Pada setiap etape yang dilewati, para
peserta akan menginap selama satu malam di setiap kota yang dilewati, dan
mendapat suguhan berupa hiburan atau acara kesenian, yang menampilkan keragaman
kesenian tradisional masyarakat setempat.
Visi
dari dilaksanakannya Tour de Flores ini yakni "Mengangkat pariwisata Flores ke pentas dunia".
Sasarannya adalah : Mempromosikan dan mengangkat pariwisata Flores; Mewujudkan
Labuhan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata prioritas; Mendukung Flores Tourism Authority (FTA); Mengajak
masyarakat Indonesia dan dunia mengunjungi destinasi wisata Flores melalui
balap sepeda berskala Internasional; dan Mengajak masyarakat dunia menyaksikan
aneka atraksi musik, tari dan budaya tradisional Flores.
====