(Mengenal Adat Moni Koanara-Ende)
Komponen-Komponen Sa’o Ria :1. Leke atau Soko Boko (Tiang)
Sa’o Ria bertumpu di atas dua belas
tiang, yang dinamakan Leke atau Soko Boko. Tiap-tiap tiang berukuran
panjang ±
1 meter, yang berdiri di atas sebuah batu ceper. Dilihat dari Kanga, keduabelas
tiang itu membentuk empat baris. Semuanya berdiri menurut arah alamiahnya,
yakni pangkal ke bawah dan ujungnya ke atas.
Dua buah Leke yang paling tengah dinamakan Leke Pera, yakni tiang utama. Biasanya
dari kayu yang keras, oleh karena kedua tiang ini berfungsi sebagai tiang tumpu
untuk Mangu, yakni tiang utama yang
mendukung bubungan rumah.
Mengingat
fungsinya yang sedemikian pentingnya, maka dibawah alas Leke Pera biasanya ditanam kepingan emas atau kepala anak kecil,
yang khusus dikorbankan untuk pembangunan Sa’o
Ria.
2. Isi Gadha Ine
Di atas barisan Leke yang paling belakang, melintang Isi Gadha Ine, atau balok induk. Selain
sebagai balok penguat tiang-tiang dan penopang isi Gadha Ine, juga berfungsi sebagai bantal kepala. Isi Gadha Ine dan balok-balok melintang
lainnya membujur ke arah berlawanan dengan jarum jam. Semua ujungnya di sebelah
kanan.
3.
Lata Hoja
Diantara Waja dan One, melintang sebatang balok yang dinamakan Lata Hoja. Selain sebagai pemisah, balok itu berfungsi sebagai
tempat bersandar.
4.
Lani Halo
Berhadapan dengan
Lata Hoja, melintang pula sebuah
balok di atas Leke Pera, yang bernama
Lani Holo atau Lata Holo. Balok ini berfungsi sebagai bantal kepala.
5.
Mbola Kadho
Di atas sebilah
papan yang ditakik pada tiang Mangu,
diletakan Mbola Kadho, yaitu sebuah
peti kayu yang berbentuk seperti perahu. Di dalamnya ditaruh beberapa keping
emas seperti Rajo, yakni keping emas
berbentuk perahu, Gabe yang berbentuk
bulan penuh, dan Ome yang berbentuk vulva.
Emas-emas ini merupakan tanda kebesaran, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai
Belis (mas kawin).
6.
Ola Theo
Pada balok Isi Hubu (bubungan) diikat seutas tali
yang dinamakan Ola Theo. Tali
tersebut digantung di tengah-tengah One
yang berfungsi menghubungkan dunia supranatural dengan dunia manusia. Pada
ujung bawah tali itu diikat sebuah keranjang kecil yang dinamakan Timbi Theo.
7.
Isi Hubu
Isi Hubu adalah balok yang melintang di
bubungan rumah. Ia melintang dari kiri ke kanan atas pertengahan ruang One. Balok ini harus dipasang oleh
saudara laki-laki dari istri Ata Laki
Pu’u. Saudara laki-laki ibu dianggap sebagai sumber kehidupan.
8.
Ana Wula Leja
Di atas Isi Hubu di sebelah kanan berdiri
sebatang bambu yang dinamakan Ana Wula
Leja. Diatasnya diletakan sebuah batu ceper tempat menaruh persembahan bagi
Du’a Ngga’e.
9.
Ate
Atap Sa’o Ria dinamakan Ate. Ate terbuat dari
alang-alang dan membentang dari bubungan hingga ke pertemuan dinding-dinding
dan lantai Sa’o Ria. Ate membatasi ruangan secara vertikal
dan horisontal. Ia membatasi “alam dalam” dengan “alam luar”, antara “alam
terang” dengan alam gelap”.
10. Benga Toko
Di dekat Wisu Lulu, disebelah kanan pintu masuk
kamar belakang terdapat sebatang balok berukir yang dinamakan Benga Toko atau Benga Bhei. Balok yang tegak ini berfungsi sebagai tempat bersandar
Ata Laki Pu’u atau Laki Ine Ame.