Featured Post

Danau Kelimutu dan Pesona 3 Warna Air yang Dilihat dari Langit

Keindahan Danau Kelimutu membuat banyak orang ingin ke sana. Tapi memang tidak mudah mencapai puncak gunung Kelimutu untuk menatap keind...

Thursday, March 20, 2014

Mengenal Adat Moni Koanara (1/11)

Bagi para wisatawan, jika anda bertandang ke Kabupaten Ende, selain menikmati keindahan Danau Kelimutu yang terletak di wilayah kecamatan Kelimutu, juga pada wilayah kecamatan yang sama ini, Anda perlu melihat-lihat Situs Rumah Adat Kompleks Koanara Moni, yang berada di desa Koanara.
Situs budaya ini layak untuk dikunjungi karena selain masih sangat terjaga keasliannya (bangunan rumah adat, dan sebagainya), serta adat budayanya yang masih dijalankan hingga kini.
Bagaimanakah adat istiadat masyarakat Moni Koanara ini?, berikut kami deskripsikan pada tulisan di bawah ini :

A.  Sistim Sosial

1.   Asal-Usul

Penelusuran sejarah mengatakan bahwa penduduk pertama di pulau Flores adalah manusia Wajak, yang muncul ± 40.000 tahun yang lalu. Setelah zaman glasial, ± 4.000 tahun yang lalu, ketika Nusa Tenggara terpisah dari Asia daratan, terjadi lagi migrasi dari Asia ke selatan. Selanjutnya>>

2.   Suku

Kelompok sosial yang memainkan peran besar pada masyarakat Moni adalah kelompok suku. Kelompok ini mempunyai struktur piramidal. Pada puncaknya duduk kepala suku, yang secara turun temurun dijabat oleh anak laki-laki sulung. Ia bertindak sebagai Ine Ame, artinya sebagai Orang Tua. Ia juga disebut Teke Ria Fai Nggar yaitu ahli waris. Selanjutnya>>
Tanah Moni merupakan satu kesatuan wilayah hukum adat yang berpusat di kampung Koanara. Menurut peraturan masyarakat Koanara, tanah ini adalah warisan Moni, moyang pengasal suku-suku di Koanara. Moni itu jugalah yang mewariskan kepemimpinan tertinggi atas seluruh tanah Moni kepada keturunannya. Selanjutnya>>

Nenek moyang orang Moni telah mewariskan kepada mereka sejumlah tarian. Yang dikenal sampai sekarang adalah tarian Gawi, Wanda Pala Simo Sau, Sanggu Alu, dan Hai Nggaja. Semuanya merupakan tarian kelompok. Orang Moni tidak mengenal tarian solo. Selanjutnya>>

Masyarakat Moni juga memperlihatkan kreativitas di bidang teknologi dan kesenian. Mereka misalnya memiliki teknologi di bidang pertanian dan beberapa kesenian, seperti seni pahat dan seni arsitektur. Seni karya tidak berkembang di Moni. Selanjutnya>>
Kesatuan teritorial terkecil pada masyarakat Moni adalah Nua atau Kampung. Dalam Nua itu biasanya tinggal beberapa kelompok suku yang masih seketurunan. Di kampung Koanara misalnya, bermukim suku Wangge Elu/Ndito, suku Komba Elu, dan suku Laka Elu, yang semuanya mengklaim diri sebagai keturunan Moni. Selanjutnya>>
Secara vertikal, Sa’o Ria dapat dibagikan ke dalam tiga ruang utama, yaitu Lewu (Kolong), One (Ruang Tengah), dan Padha (Loteng). Lewu adalah ruang untuk hewan peliharaan seperti anjing, ayam dan babi. One adalah ruang untuk menyimpan barang-barang upacara adat. Selanjutnya>>

Pembangunan Sa’o Ria didahului oleh beberapa tahap dan disertai upacara–upacara adat. Mula-mula diadakan Tewo Bou Lo’o Mondo, yakni musyawarah pembangunan Sa’o Ria. Musyawarah ini diundang oleh Ata Laki Pu’u  dan dihadiri oleh Ata Laki Ria Bewa dan Koe Kolu. Selanjutnya>>

Dari keseluruhan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa, Sa’o Ria memiliki tiga fungsi utama, yaitu Fungsi Praktis, Fungsi Sosial, dan Fungsi Religius. Selanjutnya>>

Di dalam hukum adat terkandung dua makna yang sangat mendasar, yaitu “kebiasaan atau perilaku adat” dan “hukum yang bersangsi”. Dalam ulasan ini akan dibahas khusus mengenai “hukum yang bersangsi” yang berlaku di Moni. Selanjutnya>>
Demikianlah sekilas, deskripsi mengenai “Mengenal Adat Moni”.

<+-Semoga Bermanfaat-+>


Baca Juga :

Booking.com